Sekolah di Jakarta dong biar gaul!
Diumur gambang seorang anak manusia, ada dorongan kuat untuk pergi ke suatu system yang paling menarik, paling terpandang, paling "cool" kalau kata guru mengetik-ku dulu. Nggak usah pikir soal kamu cocok atau tidak di lingkungan itu, yang penting: masuk dulu! Samalah dengan yang lagi menulis ini.. perang antara keinginan hati untuk berbuat lain daripada yang lain dan rasa diterima oleh orang-orang gaul itu. Aku bersiteru dengan Papi-ku untuk sesegera mungkin mengeluarkan aku dari hutan Balikpapan, dari orang-orang lokal yang berbahasa aneh dan yang nggak pernah berhenti hidup dengan hal-hal mistik sebagai acuan. Aku dulu berpikir itu 'kampungan'. Di hadapan Papi, aku letakkan daftar alasan (yang masuk akal tentunya) kenapa aku harus menyelesaikan SMA-ku di Jakarta.
Papi dengan alasan-alasan analitikal nya pun tak mau kalah. Tapi kalimat terakhir nggak pernah akan aku lupakan:
Bermimpilah lebih dari Jakarta. Ambil atlas tua-mu yang penuh iler itu karena kamu terlalu sering tertidur di atasnya.
Fathers (just like mothers) are always right.
Aku tunjuk Prancis. Lalu China. Lalu New York. Lalu Afghanistan. Yah, mungkin Singapore bisa dimirip-miripin dikit ke China he he.. Intinya: dua lagi, nona manis. dua lagi.
ps: over the years, I learn that my childhood land, Balikpapan, is the best memory I've ever had.