Gue dapet kerjaan yang di Estonia. Itu berita baik. Tapi gue tolak. Bisa dibilang berita buruk nggak tuh. Banyak alasan, panjang kalau mau ditulis di sini. Salah satunya gue nggak akan ditempatkan di ibukota, tapi dipedesaan dimana kebanyakkan pabrik perusahaan ini berada. Lebih mendekati perbatasan dengan Russia dan gue disarankan banyak orang untuk nggak pergi. Mereka juga nggak bisa menjamin security social gue, asuransi ini itu, etc, sementara tunjangan dan jaminan lokal yang pasti itu perlu buat gue yang buta akan negara dan area ini. Udahlah, pokoknya gue tolak.. gue yakin papi mami bakal seneng denger berita ini, well.. well..
Dan sepertinya gue bakal kembali ke indo preety soon. Gue tetep nyari kerjaan di sini, dengah setengah hati sih, tapi tetep nyari. Dan tetep packing barang-barang gue at the same time, hehe. Banyak yang nggak suka dengan keputusan gue ini. Ada yang marah-amarah, ada yg kecewa, ada yang patah hati (hehe..), yang jelas semua punya line pikiran yg sama : percuma pulang!Kadang gue nggak habis pikir, apa kerja di Paris menjamin gue bakal bahagia terus, punya balance antara pekerjaan dan waktu santai gue? Kuliah lima tahun di grande ecole katro ini pun nggak menjamin tiap weekend gue punya kegiatan lain selain perpus, group meeting, perpus, group meeting.. Apa hidup gue enam tahun mendatang nanti isinya nggak bakal cuma paying bills, paying taxes, ini itu mesti di declare, ini itu ada aturan yang kadang-kadang menurut gue nggak masuk akal dan nggak cocok sama mentalitas manusianya di sini. Kalau pun emang gue harus tinggal, itu cuma demi adek cowok gue yang baru mulai bangun hidupnya di sini. Sisanya, gue udah capek dan muak tinggal di negara ini. Kemarin ada yg nelfon gue dan bilang, "ada juga orang yang bisa sick sama Paris yah", lalu satu lagi telfon minggu lalu, "ngeluh terus loe, nggak bersyukur sama kesempatan elo".. aaarrggghhh, semuanya sama aja isi komentarnya. Kayaknya kebahagiaan gue diukur dari berapa gaji gue perbulan nantinya, dans quelle boite je vais travailler, berapa euros yang bisa gue gain di sini, dan betapa diploma dan title tambahan dibelakangnya terlalu amat sangat disayangkan buat dipakai di negara lain atau di negara sendiri! Hati gue makin bete denger yg satu ini, "nikah aja sama orang sini, loe bisa dapat carte de sejour buat 10 tahun.."
Orang tuh sering nggak ngerti yah bahwa di suatu pengalaman, di suatu tempat, di suatu fase kehidupan manusia, ada yang namanya : limit. Gue perlu hirup udara baru, di tempat baru, di negara lain atau di negara sendiri.. intinya sesuatu yang baru. Tapi gue nggak bisa seenaknya jalanin apa yang gue mau karena ada tanggung jawab lain yang harus gue jalanin. Biayain adek gue sendiri, misalnya. Dan satu lagi, di banyak pengalaman berharga yang gue dapet di sini, gue rasa kurang cukup buat nutupin susahnya gue selama enam tahun, diemnya gue selama enam tahun, capeknya gue selama enam tahun.. mereka cuma tahu, lucky you to be in europe, studying and working at the same time.. Dengan semua itu, masih pula gue dibilang manja? Yah emang cuma Tuhan aja yang bisa gue aja ngobrol, walaupun kadang-kadang gue ragu banyak hal.
Semoga hujan bisa ngeredain marah gue atas kecetekkan pikiran orang2 di sekeliling gue yang dengan santainya menilai apa yang bisa buat gue bahagia atau nggak.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire